Kacamatamu menentukan persepsimu dan itulah duniamu. Setiap saat manusia mendapatkan informasi atau pesan dari luar dirinya melalui penglihatannya, pendengarannya, perasaannya. Manusia melakukan filter terhadap informasi atau pesan yang diterimanya tersebut dalam pikirannya. Bagaimana otak memproses informasi dan berpikir? Terhadap realitas informasi yang diterimanya, dalam pikirannya terjadi proses seleksi dan penghapusan sebagian informasi, terjadi distorsi atau penilaian dan pemaknaan, bisa terjadi generalisasi atau penyederhanaan. Semua itu tak lepas dari spiritualitasnya, identitasnya, nilai-nilainya, kepercayaannya, strateginya, ingatannya dan keterampilannya. Dari situlah lahir representasi atau wujud dari persepsinya, dunianya.
Apa yang dipercayainya itulah dunia yang menjadi miliknya. Dengan memahami bagaimana pikiran menangkap, memproses dan memproduksi informasi, seseorang akan mampu bersikap kritis terhadap segala sesuatu yang datang padanya.
Misalnya mendengar pernyataan, ‘Tulisan si A itu jelek,’ ia bisa meresponnya dengan kritis, ‘Jelek menurut siapa? Jelek itu ukurannya bagaimana? Yang jelek bagian mana, pesannya kah? teknik penulisannya kah? struktur bahasanya kah? pemilihan kata-katanya kah?’ Ketika mendengar pernyataan, ‘Banyak orang bilang begitu,’ ia bisa mengajukan pertanyaan, ‘Banyak orang itu berapa? Siapa saja?’ Ketika mendengar pernyataan, ‘Saya tidak diperlakukan dengan adil,’ ia bisa bersikap kritis, ‘Perlakuan seperti apa yang Anda terima itu?’ Bersikap kritis akan membuat peta pembahasan menjadi lebih spesifik dan terarah.
Inti dari memahami cara kerja pikiran adalah agar seseorang bisa selalu mawas diri, terhindar dari provokasi, manipulasi, tidak menelan mentah-mentah begitu saja informasi yang belum teruji akurasinya.
Seribu kepala seribu isi seribu persepsi, memang demikianlah adanya. Lalu, ketika tujuh orang mengatakan hal baik, tiga orang mengatakan hal tidak baik, terkadang seseorang sibuk memikirkan perkataan tiga orang tersebut, betapa tidak bergunanya. Apalagi bila memahami bahwa positif-negatif selalu bergandengan tangan, saling mengimbangi. Pendapat negatif dari orang lain adalah penyeimbang agar seseorang lebih mengenali dirinya sendiri dengan lebih baik lagi, lebih cermat lagi.
sumber : http://kesehatan.kompasiana.com
No comments:
Post a Comment